Pangan Lokol adalah Isu Murahan, isu yang sudah usang untuk dipopulerkan dimasyarakat ,karena secara filsafat mulai zaman Nabi Adam dan Hawa, pangan lokal merupakan isu sentral, hal itu dingkupakan Zet Malelak Dosen Pertanian Universitas Kristen Artha Wacana Kupang. pada acara Workshop penguatan kapasitas jurnalis dalam kampanye keadilan pangan berlangsung di Hotel Ima Kupang (Selasa 26/02/13).
menurut Zet, dirinya sudah bosan dan jenuh dengan isu pangan lokal yang seolah-olah membodohi masyarakat. berbicara pangan lokal, berbicara antropologi, antara pangan lokal dan non lokal dimana panganan tersebut mengandung asupan gizi dan murah sehingga bisa dijangkau masyarakat.
berdasarkan hasil riset, pangan lokal harganya mahal , dan makan lokal rata -rata beracun, zet malelak mencontohkan, harga sebungkus supermi 2 ribu rupiah padahal bahan yang digunakan sama dari tepung tapioka diolah secara baik menjadi supermie, berbeda dengan Harga sepotong kue lemet 2 ribu Rupiah tidak tahan lama dan cepet basi, makan sepotong kue lemet tidak kenyang dibandingkan sebungkus supermi.
Zet menegaskan, pengambil kebijakan jangan menipu masyarakat, tega-teganya masyarakat disuruh makan ubi kayu (singkong) sedangkan pengambil kebijakan makan hamburger, pangan lokal jangan dipaksakan kepada masyarakat padahal program tidak fasiltasasi denagn sarana dan fasilitas secara baik sehingga bisa menunjang program tersebut. jangan hanya bisa berikan bibit saja, tapi harus berikan teknologi yang baik untuk perkembangan pertanian.
Zet Malelek menceritakan, 17 tahun yang lalu saat itu wakil gubernur NTT, Frans Lebu Raya datang pada dirinya berkonsultasi tentang program pangan lOkal, setelah menjadi Gubernur Programn ini dijalankan, Namum Bukan program seperti itu yang diiginkan dirinya, untuk itu zet menolak program tersebut,ketika pangan lokal diubah butuh enegrgi. persolan orang lapar bukan karena tidak ada makanan tapi karena tidak ada uang, mungkin karena salah atur sehingga NTT tetap terkena kelaparan. prinsip akademi orang makan asupan karbohidrat protein, lemak vitamin dll. bukan makan ubi atau makan pangan lokal, berbicara protein dan vitaman, berbicara food Lokal dan bukan lokal hal ini merupakan masalah kebiasaan. Pangan Lokal yang dikampanyekan semua orang tidak benar, ini semua kebodohan yang di campur politik tegas Zet malelak.
untuk mengatasi masalah tersebut Zet menawarkan solusi,industrialisasi pangan pedesaan. industri pedesaan dalam model home industri untuk pengolaan pangan, dan untuk ini petani diberikan bantuan listrik, oven, Milling, kompor Hock mixer agar bahan dasar pangan yang ada di pedesaan bisa dideversifikasi agar tidak tercemar sehat dan memilik nilai tambah.
Zet menambahkan, kedua adalah konversi karbohidrat ke protein. diman pada konsep pangan ini, perubahan bentuk akses ke petani untuk ternak kecil maupaun ternak besar. semua pangan lokal maupun limbahnya diberi makan ke ternak agar ternak dapat merubah karbohidrat menjadi protein dan hasil ikutannya, zet mencontohkan jangung diberi makan ke ayam nantinay menghasilkan telur dan danging bila dijual maka petani dapat mengakses / atau mebeli beras , terigu, mentega susu dan makanan modern lainnya.
yang ketiga meneurut Zet malelak, akses lapangan kerja (TKI/TKW) hal ini merupakan altenatif terkahir bila beberap isu yang ditawarkan masih menyisahkan petani-petani yang tidak memiliki kemapuan berproduksi, maka kewajiban melatih untuk kerja diluar negeri nanti hasil kerja diluar negeri tersebut keluarga petani tersebut bisa menikma hasilnnya.
Demikain Rusydi Saleh Maga Reporter Sahabat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar