Menurut Hofni Tefbana warga terpaksa membakar tumpukan sampah tersebut ,guna mengurangi tumpukan sampah tersebut dan juga mengahidari terjadi pembusukan, agar tidak menimbulakn bau yang kurang sedap.
Hofni Tefbana mengaku masyarakat sangat kecewa dengan ketidaktanggapan pemerintah terkait keberadaan sampah itu. Pada hal setiap bulan warga selalu membayar retribusi sampah per rumah tangga Rp 2.500, tetapi sampah tidak pernah diangkut.
Hofni menambahkan, masalah pelayanan akan air dari PDAM bagi warga diwialayah tersebut juga tidak rutin, dimana pelayanan air PDAM melalui sambungan pipa dialirkan ke rumah setiap miggu sekali, sehingga pihaknya merasa kecewa,sebab harus mengeluaran uang untuk membeli tengki air demi memenuhi kebutuhan air bersih. .untuk itu pihaknya berharap masalah yang diahadipi warga di Keluarahan Liliba bisa cepat ditangap oleh Pemerintah Kota Kupang .
Demikian Yon Reporter Sahabat Melaporkan