Oelamasi, Memasuki hari ketujuh kampanye pemilihan Gubernur (Pilgub) NTT
Kamis (07/03) oleh pasangan calon Gubernur dan wakil Gubernur periode 2013-2018
semakin memanas. Di Desa Oesusu, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, pasangan
Frans Lebu Raya-Benny Litelnoni (paket Frenly) selain menjual program Demam
sebagai program andalannya selama ini, Frenly juga menjual program Rumah Sakit
‘Mega Gotong Royong’ (RSMGR) yakni Rumah sakit tanpa klas. Dessy Ballo selaku Master Of Ceremonny (MC) terus memukau
para kader dan simpatisan yang hadir saat itu, Meski sejak pagi wilayah itu diguyur
hujan namun tidak mengurungkan niat simpatisan dan kader partai mengambil bagian
dalam kampanye tersebut, mereka terus
berteriak paket Frenly harga mati. Johanis Mase salah satu Jurkam mengatakan,
RSMGR adalah rumah sakit tanpa klas yang digagas oleh Ketua DPP PDIP Megawati
Soekarno Putri, akan ditindaklanjuti oleh Frans Lebu raya selaku Ketua DPD PDIP
NTT.
Rencananya rumah
sakit ini, akan dibangun di Kecamatan Takari Kabupaten Kupang, peletakan batu
pertama akandilakukan oleh Megawati tanggal 09 April mendatang. “pak frans
bukan orang baru di NTT, sejak jadi Gubernur, banyak program sudah dibuktikan.
Jadi jika tidak ada halangan dalam waktu dekat, Ibu Mega akan datang untuk
letakan batu pertama pembangunan rumah sakit di Takari, apa yang bapak-ibu
ragukan, ingat pilih paket Frenly,”ajak Dia. Mase meminta, masyarakat yang
hadir terus menyampaikan rencana pembangunan rumah sakit ini kepada semua orang
tidak saja di kabupaten kupang tapi keluarga yang ada di seluruh NTT.
Rumah sakit ini kata dia, pelayanannya tidak
membeda-bedakan masyarakat miskin dan kaya, tiap ruangan menampung 5 orang. “rumah
sakit ini tidak bedakan orang kaya dan miskin, ini rumah sakit tanpa klas jadi
pelayanannya sama satu ruangan cukup tamping lima orang, ini bukan janji tapi
kami akan buktikan, baru-baru saya diundang oleh Ibu mega ikut resmikan salah
satu rumah sakit di Jawa. Pergi dan sampaikan ke keluarga yang tidak hadir juga
kelurga yang ada di luar kabupaten kupang bahwa di Takari akan dibangun rumah
sakit,”ujarnya. Anton Natun, mengungkapkan, dalam pemerintahan pergantian
kepala Daerah adalah hal biasa, namun yang biasanya bermasalah jika kepala
daerahnya diganti dengan orang lain, tentunya membutuhkan waktu 1-3 tahun untuk
beradaptasi, mengganti pimpinan SKPD, sehingga sangat berpengaruh terhadap
program dan pelayanan kepada masyarakat. “supaya jangan repot-repot, pilih yang
sudah ada.
Buat apa pilih
orang baru, yang waktu efektifnya tidak maksimal, karena itu menurut saya Paket
Frenly sangat tepat pimpin NTT,”ungkap Anton. Sementara Maria Nuban, meminta
masyarakat yang namanya belum tedaftar di DPT, segera berkoordinasi dengan
pemerintah setempat untuk mendaftar, sebab jika tidak dilakukan secepat dalam
batas waktu yang diberikan, hak politik anda tidak akan hilang. “masyarakat
kabupaten kupang wajib ada di TPS, jadi bagi yang belum terdaftar di DPT segera
cek nama untuk dilakukan pendataan ulang sesuai aturan yang berlaku, sebab jika
tidak hak politik anda hilang,”tegas Maria. Dia menambahkan, ada banyak bukti
yang telah dilakukan Frans Lebu Raya saat menjabat Gubernur. Buktinya sepanjang
jalan Trans Timor hampir mirip jalan-jalan yang ada di kota besar di Jawa.
“dalam perjalanan dari kupang ke Takari tidak seperti lima tahun yang lalu,
jika lima tahun lalu kita datang ke Takari masih ada lubang di jalan sekarang
tidak. Bahkan jalan semakin lebar dan hampir sama jalan yang ada di pulau
jawa,”ungkap Maria. Dia juga meminta, agar masyarakat yang hadir saat ini meski
satu bantal dua kepala tapi dalam menentukan pilihannya di TPS tanggal 18
mendatang harus satu pilihan jangan dua pilihan. Viktor Tiran meminta
masyarakat memilih pemimpin yang memiliki garis tangan pemimpin, pemimpin yang
pernah menandatangani kesejahteraan rakyat dan pemimpin yang mengenal
masyarakat dan berhasil menurunkan kemiskinan rakyatnya. “kita harus cerdas dan
cermat memilih pemimpin, jangan pilih orang yang mengaku orang NTT, tapi belum
berbuat untuk NTT, pilihlah pemimpin yang ada garis tangan pemimpin,”pinta dia.
Sementara Frans Lebu Raya dalam orasi politiknya mengaku ada paket lain yang
mengatakan jangan pilih Frenly karna kepemimpinannya tidak membawa perubahan.
“itu pernyataan menyesatkan jadi bapak-ibu jangan tanggapi. Perlu saya saya
sampaikan bahwa NTT lima tahun terakhir ada perubahan, mereka yang ngomong NTT
tidak ada perubahan itu salah, karna yang mereka samakan NTT dengan Jawa Timur,
Sulawesi dan DKI Jakarta, daerah ini tidak bisa dibandingkan dengan NTT, coba
NTT dibandingkan dengan NTB ada beda tidak,”tegasnya. Dia mengatakan, jika ada
paket yang datang dengan janji akan memberikan bantuan Rp 500 juta atau Rp 1
Miliyar tiap desa/kelurahan, itu bohong.
Sebab kata dia, itu belum terbukti. Yang terbukti selama ini adalah bantuan Rp
250 juta untuk Desa/Kelurahan melalui program Demam, dan itu hanya ada dikepemimpinannya
sebagai gubernur yang bisa memberikan kesempatan untuk masyarakat mengelola
sendiri dana Rp 250 juta, bahkan selain dengan dana itu masyarakat sejahtera,
sedikitnya 891 sarjana memperoleh lapangan kerja sebagai pendamping dan tinggal
di 891 Desa/kelurahan di NTT. Dia juga menuding ada paket yang mengatakan
program Demam yang dijalankan selama ini tidak berhasil, sementara orang
tersebut tiap tahunnya ikut mengevaluasi program ini. “inikan bukti pembohongan
dia, bagaimana dibilang program tidak jalan sementara tiap tahunnya dia sendiri
ikut mengevaluasi program ini,”imbuhnya.
Dia mengungkapkan, Kabupaten Kupang
dibandingkan lima tahun lalu, ada banyak perubahan, sebelumnya Kabupaten Kupang
merupakan salah satu Kabupaten di NTT yang tergolong miskin, tapi saat ini
kondisi kemiskinan di kabupaten kupang telah berkurang. NTT secara keseluruhan
angka kemiskinan dari sebelumnya 27 persen saat ini turun menjadi 20 persen.
“ini bukti bahwa angka kemiskinan di NTT, khususnya kabupaten kupang,
berkurang. Jadi banyak orang yang bicara NTT selama 5 tahun terakhir terpuruk
dan gagal, itu bohong, coba dinadingkan NTT lima tahun lalu dan hari ini, dulu
Takari belum ada Pertamina sekarang sudah ada,”ungkapnya. Dia mengaku, dalam
suksesi Bupati dan Wakil Bupati Kupang tahun 2009 lalu, dirinya yang berjuang
mengkampanyekan pasangan Ayu Titu Eki-Viktor Tiran (TUTOR) karna itu dirinya
tidak tahu apakah Paket ini masih berkampanye untuk paket Frenly atau tidak.
“dulu saya kampaye untuk Titu Eki, sampai jadi Bupati, sekarang dia kampanye
untuk saya atau tidak saya tidak tahu. Hidup ini perlu kita bertrimakasih untuk
orang lain yang telah berjasa untuk kita,”imbuhnya.
Demikian Reporter Sahabat Ady Koroh Melaporkan