KEKERINGAN AKIBAT KEMARAU MULAI MELANDA SEJUMLAH WILAYAH DI PESISIR BARAT PULAU TIMOR, NUSA TENGGARA TIMUR (NTT). KENDATI DEMIKIAN, DAMPAK KEKERINGAN TERSEBUT BELUM MENGANCAM PERSEDIAAN PANGAN WARGA.
"SUNGAI-SUNGAI MENGERING DAN TANAMAN MERANGGAS," KATA MARGARITHA, 32,
WARGA NAIKLIU, IBU KOTA KECAMATAN AMFOANG UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA, YANG DIHUBUNGI DARI KUPANG, KAMIS (7/8).
IA MENGATAKAN, AKIBAT KEKERINGAN LAHAN PESAWAHAN MENGERING SEHINGGA TIDAK DAPAT DIOLAH. SEDANGKAN DEBIT AIR SUMUR MULAI BERKURANG. "BIASANYA, PADA PUNCAK KEMARAU, OKTOBER, WARGA SULIT MEMPEROLEH AIR," KATANYA.
MENURUTNYA, UNTUK MENDAPATKAN AIR BERSIH, SEBAGIAN WARGA KINI MULAI MEMBUAT SUMUR DI SUNGAI TERDEKAT YANG MULAI KERING. AIR DARI SUMUR TERSEBUT BIASANYA DAPAT DIMANFAATKAN SATU SAMPAI DUA BULAN SEBELUM MEMASUKI MUSIM HUJAN PADA DESEMBER.
DAERAH YANG MENGALAMI KEKERINGAN MELIPUTI DESA AMFOANG UTARA, AMFOANG BARAT, HINGGA KECAMATAN SULAMU. NAMUN, WARGA YANG TERKENA DAMPAK KEKERINGAN MENGAKU MASIH MEMILIKI CUKUP
PERSEDIAAN BAHAN MAKANAN SEPERTI PADI, JAGUNG, KACANG, DAN UBI.
"DI KEBUN MASIHADA PISANG," TUTUR HANOK, 46, PETANI DI DESA PARITI, KECAMATAN SULAMU.
IA MENGATAKAN, SEBAGIAN BESAR PETANI YANG TIDAK MENGOLAH LAHAN KARENA KEKERINGAN, KINI BERALIH PEKERJAAN MENJADI PETANI GARAM. SEBAGIAN PETANI LAINNYA PERGI KE HUTAN TERDEKAT UNTUK MEMBERSIHKAN LAHAN, GUNA MENYIAPKAN MUSIM TANAM BERIKUTNYA.
SEMENTARA ITU, KEPALA BADAN BIMAS KETAHANAN PANGAN (B2KP) NTT PETRUS
LANGODAY MENGATAKAN, KEKERINGAN YANG MELANDA NTT SEJAK JUNI LALU BELUM
BERPOTENSI MENIMBULKAN KRISIS PANGAN. SESUAI LAPORAN B2KP NTT PER JULI, EMPAT KABUAPATEN DI PULAU TIMOR TELAH DILANDA KEKERINGAN, YAKNI TIMOR TENGAH SELATAN, KUPANG, TIMOR TENGAH UTARA, DAN BELU. KEKERINGAN DAN BENCANA ALAM MENGAKIBATKAN, SEKITAR 1.470 HEKTARE LAHAN PESAWAHAN DI EMPAT KABUPATEN TERSEBUT GAGAL TANAM DAN PANEN.
WARGA NAIKLIU, IBU KOTA KECAMATAN AMFOANG UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA, YANG DIHUBUNGI DARI KUPANG, KAMIS (7/8).
IA MENGATAKAN, AKIBAT KEKERINGAN LAHAN PESAWAHAN MENGERING SEHINGGA TIDAK DAPAT DIOLAH. SEDANGKAN DEBIT AIR SUMUR MULAI BERKURANG. "BIASANYA, PADA PUNCAK KEMARAU, OKTOBER, WARGA SULIT MEMPEROLEH AIR," KATANYA.
MENURUTNYA, UNTUK MENDAPATKAN AIR BERSIH, SEBAGIAN WARGA KINI MULAI MEMBUAT SUMUR DI SUNGAI TERDEKAT YANG MULAI KERING. AIR DARI SUMUR TERSEBUT BIASANYA DAPAT DIMANFAATKAN SATU SAMPAI DUA BULAN SEBELUM MEMASUKI MUSIM HUJAN PADA DESEMBER.
DAERAH YANG MENGALAMI KEKERINGAN MELIPUTI DESA AMFOANG UTARA, AMFOANG BARAT, HINGGA KECAMATAN SULAMU. NAMUN, WARGA YANG TERKENA DAMPAK KEKERINGAN MENGAKU MASIH MEMILIKI CUKUP
PERSEDIAAN BAHAN MAKANAN SEPERTI PADI, JAGUNG, KACANG, DAN UBI.
"DI KEBUN MASIH
IA MENGATAKAN, SEBAGIAN BESAR PETANI YANG TIDAK MENGOLAH LAHAN KARENA KEKERINGAN, KINI BERALIH PEKERJAAN MENJADI PETANI GARAM. SEBAGIAN PETANI LAINNYA PERGI KE HUTAN TERDEKAT UNTUK MEMBERSIHKAN LAHAN, GUNA MENYIAPKAN MUSIM TANAM BERIKUTNYA.
SEMENTARA ITU, KEPALA BADAN BIMAS KETAHANAN PANGAN (B2KP) NTT PETRUS
LANGODAY MENGATAKAN, KEKERINGAN YANG MELANDA NTT SEJAK JUNI LALU BELUM
BERPOTENSI MENIMBULKAN KRISIS PANGAN. SESUAI LAPORAN B2KP NTT PER JULI, EMPAT KABUAPATEN DI PULAU TIMOR TELAH DILANDA KEKERINGAN, YAKNI TIMOR TENGAH SELATAN, KUPANG, TIMOR TENGAH UTARA, DAN BELU. KEKERINGAN DAN BENCANA ALAM MENGAKIBATKAN, SEKITAR 1.470 HEKTARE LAHAN PESAWAHAN DI EMPAT KABUPATEN TERSEBUT GAGAL TANAM DAN PANEN.
PENULIS : PALCE AMALO
SUMBER : MEDIA INDONESIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar